Penggunaan Huruf Hiragana

 

"Pemakaian huruf hiragana dan katakana"

今日は、
よろしくね (>ω<。)

Hiragana

"Hiragana merupakan kata dasar bahasa Jepang asli. Huruf kana jarang sekali berdiri sendiri, tetapi dipakai dalam kata-kata dan kalimat-kalimat yang merupakan rangkaian yang terdiri dari sebuah bunyi". 

Dalam penggunaan huruf hiragana, terdapat beberapa huruf yang bukan hanya digunakan untuk penulisan kosa kata saja namun juga digunakan sebagai "partikel" atau bisa dikatakan dengan kata penghubung kalimat. Huruf hiragana digunakan sebagai media yang menggambarkan kata asli bahasa Jepang. 

Untuk mengenal bentuk-bentuk dari huruf hiragana bisa klik disini Kana Chard

Katakana

Berbeda dengan huruf hiragana yang bentuknya fleksibel, huruf katakana sendiri cukup terlihat kaku bahkan pada saat penulisannya. Terlihat pada coretan huruf hiragana yang masih terdapat lengkungan namun, pada coretan huruf katakana hanya terlihat bentuk tegak horizontal ataupun vertikal.

"Katakana dugunakan untuk menulis nama orang asing, nama tempat di luar negeri, dan kata-kata bahasa Jepang yang berasal dari bahasa asing".

Cara pengucapan huruf hiragana dan katakana

[Bunyi panjang]

• Pada huruf hiragana, bunyi panjang biasanya dituliskan dengan menambahkan huruf  (u) pada suku kata  (o) namun dibaca seperti huruf o. Adapun contohnya sebagai berikut;

ぎんこ (Ginkoo) →Bank

にちよ (Nichiyoobi) → Hari Minggu

Namun, perlu diperhatikan bahwa terdapatbanyak kata-kata dalam bahasa jepang yang bunyi panjang o harus ditulis dengan huruf  bukan  , pada suku kata huruf o. Seperti contoh berikut ini;

おおきい (Ookii) → Besar

おおい (Ooi) → Banyak

Berikutnya, bunyi panjang huruf hiragana yang ditulis sesuai dengan huruf vokal yang akan dibaca panjang. Berikut contohnya;

Kata おばさん (Obasan) Nenek, jika ingin dibaca panjang maka setelah huruf  (ba) yang vocalnya a maka ditambahkan huruf (a) menjadi 》おばあさん (Obaasan).

• Bunyi panjang pada huruf katakana ditulis berbeda dengan penulisan huruf hiragana. Pada tulisan atau kata bunyi panjang yang menggunakan huruf hiragana menggunakan huruf vokal a,i,u,e,o sebagai tanda baca bunyi panjang namun, dalam penulisan huruf katakana cukup dengan menambahkan tanda () setelah huruf vocal a,i,u,e,o yang dibaca panjang. 

Contoh;

カーテン (Kaaten) Korden

こーひ (Koohi) Kopi

ケーキ (Keeki) Kue

Pengucapan huruf vokal 母音(boin) dan huruf konsonan 子音 (shiin)

Bunyi pengucapan huruf vokal atau konsonan dalam bahasa Jepang pada umumnya sama dengan cara pengucapan bahasa Indonesia. Huruf vokal atau huruf hidup didalam bahasa Jepang yakni a,i,u,e, dan o. Tiap-tiap huruf dapat dibaca panjang atau pendek, dan dengan cara baca bunyi panjang atau pendek itu sendiri apabila salah dalam pengucapan maka dapat memiliki arti yang berbeda. 

• Huruf vokal 

  1. a diucapkan seperti: anak, apa
  2. i diucapkan seperti: lari, ini
  3. u diucapkan seperti: bulu, dulu
  4. e diucapkan seperti: pendek, ojek
  5. o diucapkan seperti: lolos, kosong
  6. au diucapkan a+u: arau (mencuci) ara-u
  7. ou diucapkan o+u: omou (pikir) omo-u
  8. ê diucapkan e+i: kirei (cantik) ki-re-i

• Huruf konsonan

Huruf konsonan dalam bahasa Jepang padaunumnya memiliki cara baca yang sama dengan bahasa Indonesia, kecuali beberapa huruf yang tidak ada dalam bahasa Jepang seperti huruf l, x, v.

  1. g diucapkan seperti dalam bahasa Indonesia apabila terletak di awal kata. Namun, apabila terletak di tengah atau di akhir kata maka diucapkan seperti ng (ring). Nagai (panjang) diucapkan na-nga-i.
  2. n diucapkan seperti no dalam bahasa Indonesia, namun jika terletak di tengah atau di akhir kata maka dibaca ng, Nippon (Jepang), Ningyou (boneka).
  3. r diucapkan dengan lidah diantara r dan l dengan cara lidah tidak menyentuh mulut.
  4. s diucapkan seperti es.
  5. w diucapkan seperti di bahasa Indonesia, namun bibir tidak bulat.
  6. htyz diucapkan seperti di bahasa Indonesia.

Cara penulisan bahasa Jepang

"Adapun bentuk penulisan bahasa Jepang secara tradisional dilakukan secara vertikal (atas ke bawah) yang dimulai dari kanan ke kiri, penulisan tersebut biasanya digunakan untuk menulis dokumen-dokumen penting atau dokumen bersejarah, biasanya tulisan tersebut ditulis diatas bilah kayu atau bambu.

Gambar diatas merupakan salah satu contoh penulisan bahasa Jepang secara vertikal atau bisa disebut (Tategaki).

Selain ditulis secara vertikal, bahasa Jepang pada era saat ini juga sudah menggunakan cara penulisan horizontal dari kiri ke kanan (yokogaki), cara penulisan ini sudah banyak digunakan di berbagai media cetak."

Sumber gambar; 
Sumber bahan tulisan;
1. Nino Harryken. S, Bahasa Jepang Untuk Pemula, (Jakarta: Puspa Swara, Anggota IKAPI, 2008), Cet. XI.

Komentar